Almost everyone has acne at some point in their life, & everybody will agree that it is no fun. Regrettably, some people experience acne that is more extreme than the occasional pimple or blackhead. It is feasible to take preventative measures & it is important to find treatment options that work for your. The following editorial will give you advice on the way you can find treatments & what you can do to prevent acne outbreaks.
of the first things you ought to do is set up a lovely skin care technique. You need to wash your face two times a day, morning & night. Select a face wash that is targeted for those with acne. You also need to discover a toner that will take the excess oils & debris off of your face. Next you ought to moisturize your face. There's also moisturizers that are lovely for those with acne. You ought to take these steps each & every day, in the morning & before bed. Be cautious, though, not to over wash your face. This can irritate it, causing even more acne.
There's some preventative things you can do to keep acne at bay. thing you can do is learn to keep away from or deal with stresses in your life. Some stresses are not avoidable, so it is best to learn to deal with them in a positive manner. There's some stresses that you can avoid & you ought to try to do that. Stress is known to cause acne, so learning to keep away from or control your stress can help prevent acne.
Another thing you can do to prevent acne is to keep things off of your face. Anything that touches your face has the potential to cause pimples or blackheads. You ought to keep your hands, clothes & hair off of your face as much as you can. The things that do touch your face, such as your glasses, sun shades & cell phone, ought to be cleaned regularly.
Since your pillow case touches your face, change it regularly. Your pillow case touches your face for several hours each time you sleep so it is important that it is as neat as feasible since it can harbor dirt, debris & bacteria that you do not need on your skin. Change your pillow case every to days & that ought to be helpful.
In the event you feel like you have honestly tried for several weeks to control your acne, & you have not seen any improvement, it might be time to consult a dermatologist. This skin doctor can give you more options & possibly prescribe a medication for you to take by mouth, or to put on your skin.
Acne care is an ongoing technique. In the event you are willing to be consistent together with your acne care, it is possible for you to to either get rid of your acne, or at least cut down on the occurrences of it. Use the knowledge above & wait & see, & you will notice positive changes.
Selasa, 23 Maret 2010
Jumat, 01 Januari 2010
askep bblr
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih
tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang
dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. (Mochtar, 1998).
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low
birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari
tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan
bayi premature.
Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun
yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR (
Prawirohardjo, 2005 )
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian
yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang beresiko karena
dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di
Negara berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Dapat di dibandingkan dengan rasio
antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4 ( Mochtar, 1998 ).
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan lainnya.
1.2
TUJUAN PENULISAN
Adapun
yang menjadi tujuan penulisan adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian BBLR.
2.
Untuk mengetahui penyebab BBLR.
3.
Untuk mengetahui tentang
penatalaksanaan dan perawatan pada bayi BBLR.
4.
Untuk mengetahui Tanda-tanda Klinis pada BBLR.
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih
rendah (WHO 1961)
Ada dua macam
BBLR yaitu :
Penggolongan derajat prematuritas bayi
a)
24 – 30 mg gestasi
b)
Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama
dinegara yang blm maju.
c)
Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan
intensif yang memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang optimum
d)
BB 500-1400 gram
e)
0,8% seluruh kelahiran hidup
f)
Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit
neurologis tidak disebabkan oleh defek atau trauma lahir
g)
Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat
tipis
a.
Gestasi 31-36 mg
b.
Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
c.
Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila
pengelolaan bayi intensif
d.
BB >1500 gram – 2500 gram
e.
6%-7% seluruh kelahiran hidup
f.
Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih
sedikit, banyak rambut halus, genetalia kurang berkembang
a.
Masa gestasi 37mg
b.
Mempunyai sifat prematur dan matur
c.
Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti
bayi matur
d.
Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi
prematur seperti sindroma gawat napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
e.
Perlu penanganan lebih seksama
Prosentase Kematian
a. Gestasi
kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
b. Gestasi
27-28 minggu: survive 50%
c. Gestasi
29 minggu: survive 80%
d. Gestasi
30 minggu: survive 85%
2.2 ETIOLOGI
Penyebab bayi lahir premature :
a)
Faktor Ibu :
1. Faktor
penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik,DM,infeksi akut, psikologis dll)
2. Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
dan pada multigravida Jarak kelahian terlalu
dekat
3. Social
ekonomi : Malnutrisi dan
antenatal yang kurang
b) Faktor
janin
1. Hydroamnion
2. Kehamilan
multiple/ganda
Penyebab bayi lahir dismature :
1.
Faktor ibu
a)
penyakit
jantung, penyakit ginjal
kronis, hipertensi
b)
Ibu DM berat
c)
Hipoksia ibu (penyakit paru kronis, hemoglobinopat, tinggal di pegunungan)
d) Malnutrisi
e)
Bahan
teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )
2. Faktor
uterus dan
plasentak: kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang tidak normal,
sebagian plasenta lepas, infark plasenta dll
3. Faktor
janin: kehamilan ganda, kelainan kromosom, infeksi dalam kandungan (TORCH)
4. Faktor
sosek
2.3 TANDA–TANDAKLINIS
Gambaran klinis
BBLR secara umum adalah :
a) Prematuritas
murni
1. BB
< 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
2. Masa
gestasi < 37 minggu
3. Kepala
lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
4. Lanugo
banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak
subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
5. Genetalia
belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada
laki-laki testis belum turun.
6. Tulang
rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
7. Pembuluh
darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
8. Rambut
tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
9. Bayi
kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
10. Banyak
tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot
masih hipotonik
11. Reflek
tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
b)
Dismaturitas
1. Kulit
berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
2. Kulit
pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
3. Jaringan
lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
4. Tali
pusat berwarna kuning kehijauan
2.4 PROBLEMATIK BBLR
Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya
baik anatomis maupun fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti
berikut ini :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan
mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat
dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas
dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif,produksi panas yang
berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat
pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan
penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan kekurangan surfactan(rasio
lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru yang
belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang tulang iga yang mudah
melengkung(pliable thorak)
3. Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi
BBLR adalah penyakit membran hialin dan aspirasi pneumoni.
4. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi,
distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang
sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan
mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan bebberapa mineral
tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna
memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi
asspirasi.
5. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia
dan defisiensi vitamin K.
6. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun
fungsinya. Produksi urine yang sedikit, urea clearence yang rendah, tidak
sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat
mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
7. Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang
rapuh(fragile), kekurangan faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan
faktor christmas.
8. Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap
infeksi berkurang karena rendahya kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur
relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap infeksi masih belum baik
9. Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi
prematur menderita perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena
bayi BBLR sering menderita apnea,asfuksia berat dan sindroma gangguan
pernafasan. Luasnya perdarahan intraventrikuler
10. Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan
oksigen dengan konsentrasi tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan
terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi
kapiler-kapiler baru kedaerah yang iskemi sehingga terjadi perdarahan,
fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Untuk
menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi
prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan
oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.
2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a)
Pemeriksaan
glucose darah terhadap hipoglikemia
b)
Pemantauan gas
darah sesuai kebutuhan
c)
Titer Torch
sesuai indikasi
d)
Pemeriksaan
kromosom sesuai indikasi
e)
Pemantauan
elektrolit
f)
Pemeriksaan
sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )
2.6 PENATALAKSANAAN
a)
Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin
premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena
kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus
dilakukan didalam incubator
b) Pelestarian
suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah,
mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang
secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
Bayi berat
rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C,
bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan
berat kurang dari 2000 gram
c) Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir
rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui
“jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator,
incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi
dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat
bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
d) Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk
merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli
dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan
head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
e) Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah,
mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau
tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat
harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi,
memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh
masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
f) Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini
dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin.
ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ),
terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir
rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
2.7 PROGNOSIS
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501-
2500 gram adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai
angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal,
enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun
pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan
berat sesuai masa gestasi. Pada BBLR ,
makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi
kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.
2.8 MEMULANGKAN
BAYI
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri,
baik dengan botol maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan
berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa.
Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua
masalah berat sudah teratasi.
2.9 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Maternal
a.
Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau
> 35 thn)
b.
Kehamilan ganda ( gemeli)
c.
Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang
d.
Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya
e.
Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll
f.
Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta
previa dll
g.
Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok
2. Riwayat Kelahiran
a.
Gestasi : 24- 37 minggu
b.
BB : < 2500 gram
c.
APGAR SKORE
3. Sistem kardiovaskuler
a.
HR : 120-160 x/menit
b.
Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya
shunt ke kiri dan tekanan paru yang masih tinggi atau adanya atelektasis
4. Sistem gastrointestinal
a. Abdomen
menonjol
b. Pengeluaran
mekonium: 12-24 jam
c. Refleks
hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah
d. Anus:
paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital
e.
Berat badan
kurang 2500(5lb 8 oz).
5. Sistem integumen
a.
Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau
kemerahan
b.
Kulit tipis, transparan, halus dan licin
c.
Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak
d.
Terdapat edema umum atau lokal
e.
Kuku pendek
f.
Rambut sedikit dan halus
g.
Garis tangan sedikit dan halus
6. Sistem muskuloskeletal
a.
Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang,
telinga halus dan lunak
b.
Tulang kepala dan tulang rusuk lunak
c.
Reflek kurang dan letargi
7.
Neuroensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran
kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan,
fontanel mungkin besar atau terbuka lebar. Edema kelopak mata umum terjadi,
mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi).
Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi
dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap,
menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen
pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka
tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi anterior dan
menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32. Pemeriksaan
Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.
8.
Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal,
tidak teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt). Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi
suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya
bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan
(RDS).
9.
Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.Wajah mungkin memar, mungkin
ada kaput suksedoneum. Kulit kemerahan
atau tembus pandang, warna mungkin merah. muda/kebiruan, akrosianosis, atau
sianosis/pucat. Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.
Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.
10. Seksualitas
Genetalia :
Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris
menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada
pada skrotum.
B. DIAGNOSA YANG
MUNGKIN MUNCUL
1. Tidak
efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler
2. Gangguan
pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi
surfaktan
3. Resiko tinggi tidak efektifnya terumoregulasi :
hipotermi berhubungan dengan mekanisme pengaturan suhu tubuh immatur.
4. Resiko
tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d
ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
5. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan lemahnya daya cerna dan absorbsi makanan (imaturitas saluran cerna).
6. Resiko
tinggi terjadi gangguan perfusi jaringan b/d imaturitas fungsi kardiovaskuler
7. Resiko
tinggi injuri susunan saraf pusat b/d hipoksia
8. Resiko
infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
9.
Resiko gangguan integritas kulit b.d
tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
10. Gangguan
persepsi-sensori : penglihatan, pendengaran, penciuman, taktil b/d stimulus
yang kurang atau berlebihan dari lingkungan perawatan intensif
11. Kecemasan
orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan
C. RENCANA
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih
besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi
dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang
berdasarkan study kasus BBLSR dengan Asfiksia pada By. Y di Ruang Perinatologi/Dahlia RSUD Kardinah Tegal, ditemukan beberapa masalah keperawatan yaitu :
1.
Gangguan pertukaran O2 berhubungan
dengan Imaturitas sistem pernafasan
2.
Gangguan Thermoregulasi:
Hipertermi berhubungan dengan cairan yang diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh
bayi
3.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan Imaturitas sistem pencernaan.
4.
Gangguan rasa aman : Cemas Orang
tua berhubungan dengan proses hospitalisasi.
5.
Resiko tinggi terjadi infeksi
berhubungan dengan imaturitas sistem imunologrendah, dan gangguan lainnya.
1.
A.H Markum.
(2002). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
2.
Persis Mary
Hamilton. (1999). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC.
3.
Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan
Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.
4.
Friedman, 1998. Keperawatan
Keluarga. Jakarta : EGC.
5.
Gaffar, Jumadi. L.O. 1999.
Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.
6.
Berhman,
Kliegman & Arvin. (1996). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Alih Bahasa : A.
Samik Wahab. Jilid 1. Jakarta : EGC.
7.
Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke dua.Bandung : FKU
Padjadjaran.
8.
Irianto, Kus. Drs. 2004. Struktur
Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama Widya.
9.
Laksman, Hendra, T. Dr. 2003.
Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambaran.
10. Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid
1. Jakarta : EGC.
11. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
12. Prawirohardjo, Sarwono, DR. dr. SpOG 2005, ILMU KEBIDANAN. Jakarta
YBP-SP
13. Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap
Perawatan Bayi Dan Balita. The American Academy Of Pediatrics.Jakarta : ARCAN.
14. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta
: FKUI.
15. Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan
Anak. Jakarta : EGC.
16. Tambayong, Jan. Dr. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta :
EGC.
17. www.Medicine and linux.com
18. www. Pediatric.com
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kepada Ilahi Robbi, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, para penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk pengetahuan
tentang BBLR.
Dalam
menyusun makalah ini para penulis menyadari banyak kekurangan yang tampak.Begitupun dengan istilah-istilah
di dalam makalah ini terkadang sedikit
rancu. Untuk itu para penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan penulisan makalah
selanjutnya.
Mudah-mudahan
makalah ini dapat di gunakan bagi para pembaca. Para penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah
SWT, senantiasa memberikan taufik dan
hidayahnya kepada kita semua. Amien……..
Cirebon, 26 Oktober
2009
Penyusun
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar
belakang......................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
1.1 ... Definisi................................................................................. 3
1.2
.. Etiologi................................................................................. 3
1.3
.. Faktor Plasenta..................................................................... 4
1.4 ... Faktor
Janin.......................................................................... 4
1.5
.. Tanda-tanda Klinis............................................................... 4
1.6
.. Problematik BBLR............................................................... 5
1.7
.. Pemeriksaan Diagnostik....................................................... 6
1.8
.. Penatalaksanaan................................................................... 7
1.9
.. Prognosis.............................................................................. 8
1.10
Memulangkan Bayi.............................................................. 8
2.1
.. Pengkajian............................................................................ 9
2.2
.. Diagnosa yang Mungkin
Muncul......................................... 10
2.3 ... Rencana
Tindakan Keperawatan.......................................... 11
BAB III....................................................................................................... PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................. 13
|
Langganan:
Postingan (Atom)